Sebuah kisah cinta dua anak muda yang tidak dapat dipersatukan karena  perbedaan derajat dan aturan pergaulan hidup. Keduanya memendam cinta  namun tak mampu untuk mengungkapannya. Kisah yang diawali dengan  penderitaan Hamid seorang bocah kecil yang telah ditinggal mati ayahnya  dan tersingkir dari kerabat karena telah jatuh miskin. Tak kuat dengan  penderitaannya akhirnya Ibunya mengajaknya pergi untuk melupakan semua  kenangan dan kerabatnya.             Ditempat barunya  untuk memenuhi hidup Hamid kecil berjualan pisang goreng keliling  kampung. Menjelang usia sekolah Hamid ingin sekali bersekolah  sebagaimana yang di inginkan almarhum ayahnya. Memang nasib baik bersama  Hamid, saat itulah dia dipertemukan dengan bangsawan yang menjadi  langganan dagangannnya. Hamid dan ibunya diajak untuk tinggal bersama  dan disekolahkan pula.                  Bangsawan tersebut hanya  mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Zaenab dan usianya sebaya.  Hari-hari dilalui Hamid dan Zaenad dengan penuh suka cita bermain,  bercanda, belajar dan semuanya. Tanpa terasa sudah keduanya telah lulus  sekolah. Hamid akan melanjutkan ke Makkah sedangkan Zaenab harus  dipingit sampai datang seorang suami untuknya.                                                          Saat jarak memisahkan mereka itulah ada  rasa yang telah hilang, ya ternyata telah ada rasa cinta. Ibu Hamid  mengetahui perasaan anaknya dan berpesan agar mememdam rasa itu karena  derajat kita. Sepeninggalannya ayah Zaenad, Hamid sudah jarang  berkunjung kerumah Zaenab, namun diperjalanan Hamid bertemu ibu Zaenad  dan memohon utuk berkunjung kerumahnya.                                                         Hamid memenuhi permintaan ibu angkatnya,  disitulah ibunya meminta untuk melunakan hati Zaenab agar mau menikah  dengan kemenakan ayahnya. Dengan berat hati dia utarakan niat ibunya  pada Zaenab tapiditolaknya.     Sepeninggalan ibunya Hamid perputus asa karena gadis  pujaanyapun akan jadi milik orang, akhirnya dia pergi jauh kenegri orang  tanpa pamit pada Zaenab, hanya selembar surat yang pertama dan untuk  terakhir yang dia tulis untuk kekasih hatinya.                              
Berbulan bulan dinanti sampai tahun berganti Zaenab menanti. Ingin membalas surat dan mengungkap isi hati tapi kemana harus dilayangkan suratku ini nanti . Ya Zaenab menolak perjodohan itu karena dihatinya sudah ada Hamid yang telah menjadi sahabatnya sejak kecil. Ditempat Hamid sekarang tinggal ia hanya menghabiskan waktunya untuk beribadah dan mengerjakan sesuatu yang semata mata karena Allah. Setelah 2 tahun perpisahannya dia bertemu dengan sahabat lamanya yang telah menikah dengan teman dekat Zaenab saat itulah Hamid baru tahu kalau Zaenab juga punya rasa yang sama. Senang hati matanya berbinar-binar dan rencananya akhir tahun akan pulang menemui sang pujaan.
Beberapa hari kemudian Hamid mendapat surat dari Zaenab yang menggungkap parasaan hatinya, namun karena sudah terlalu lama memikul penderitaan cintanya dia sudah sakit-sakitan badannya kurus dan lemah, seandainya abang terlambat pulang hanya tinggal jejak tanah merah yang didapatkan. Semenjak mendapat surat Zaenab kondisi Hamid menurun ia sakit sakitan dan tidak mau makan. Beberapa hari kemudian datang surat kawat yang mengabarkan Zaenab telah meninggal. Hamid dalam kondisi yang sudah lemah akhirnya dibawa dengan tandu ke Masjidil Haram , dibawanya dia tawaf keliling ka'bah 7 kali. Sampai pada yang ke tujuh berhenti diantara pintu Ka'bah dan Batu Hitam tempat yang bernama Multazam. Terlihat pada muka Hamid tanda-tanda kematian, dia ulurkan tangannya dipegangnya kiswah kuat-kuat dengan tangannya yang kurus, dia berdoa. "Ya Rabbi, Ya Tuhanku yang maha pengasih lagi penyayang! Bahwasannya dibawah Lindungan Ka'bah rumah Engkau yang suci dan terpilih ini saya menadahkan tangan memohon karunia. Hanya kepada Engkau aku memohon ampun, Engkaulah tempatku bergantung dan kepada Engkaulah pintu ku ketuk. Berilah kelapangan jalan buat saya, hendak pulang kehadirat Engkau, saya hendak menuruti orang-orang yang dahulu dari saya, orang-orang yang bertali hidup dengan saya. "Ya Rabbi Engkau yang maha kuasa, kepada Engkaulah kami sekalian akan kembali" Setelah itu suaranya tidak terdengar lagi, mukanya jernih dan damai, cahaya keredaan Ilahi. Bibirnya tersenyum ...dan sampailah waktunya. Lepas dia dari tanggapan dunia dengan izin Tuhannya. Di bawah lindungan Ka'bah. Akhirnya dua muda mudi itu meninggalkan dunia sebelum bertemu untuk mempersatukan cinta mereka.
Link Download: pdf, txt
Berbulan bulan dinanti sampai tahun berganti Zaenab menanti. Ingin membalas surat dan mengungkap isi hati tapi kemana harus dilayangkan suratku ini nanti . Ya Zaenab menolak perjodohan itu karena dihatinya sudah ada Hamid yang telah menjadi sahabatnya sejak kecil. Ditempat Hamid sekarang tinggal ia hanya menghabiskan waktunya untuk beribadah dan mengerjakan sesuatu yang semata mata karena Allah. Setelah 2 tahun perpisahannya dia bertemu dengan sahabat lamanya yang telah menikah dengan teman dekat Zaenab saat itulah Hamid baru tahu kalau Zaenab juga punya rasa yang sama. Senang hati matanya berbinar-binar dan rencananya akhir tahun akan pulang menemui sang pujaan.
Beberapa hari kemudian Hamid mendapat surat dari Zaenab yang menggungkap parasaan hatinya, namun karena sudah terlalu lama memikul penderitaan cintanya dia sudah sakit-sakitan badannya kurus dan lemah, seandainya abang terlambat pulang hanya tinggal jejak tanah merah yang didapatkan. Semenjak mendapat surat Zaenab kondisi Hamid menurun ia sakit sakitan dan tidak mau makan. Beberapa hari kemudian datang surat kawat yang mengabarkan Zaenab telah meninggal. Hamid dalam kondisi yang sudah lemah akhirnya dibawa dengan tandu ke Masjidil Haram , dibawanya dia tawaf keliling ka'bah 7 kali. Sampai pada yang ke tujuh berhenti diantara pintu Ka'bah dan Batu Hitam tempat yang bernama Multazam. Terlihat pada muka Hamid tanda-tanda kematian, dia ulurkan tangannya dipegangnya kiswah kuat-kuat dengan tangannya yang kurus, dia berdoa. "Ya Rabbi, Ya Tuhanku yang maha pengasih lagi penyayang! Bahwasannya dibawah Lindungan Ka'bah rumah Engkau yang suci dan terpilih ini saya menadahkan tangan memohon karunia. Hanya kepada Engkau aku memohon ampun, Engkaulah tempatku bergantung dan kepada Engkaulah pintu ku ketuk. Berilah kelapangan jalan buat saya, hendak pulang kehadirat Engkau, saya hendak menuruti orang-orang yang dahulu dari saya, orang-orang yang bertali hidup dengan saya. "Ya Rabbi Engkau yang maha kuasa, kepada Engkaulah kami sekalian akan kembali" Setelah itu suaranya tidak terdengar lagi, mukanya jernih dan damai, cahaya keredaan Ilahi. Bibirnya tersenyum ...dan sampailah waktunya. Lepas dia dari tanggapan dunia dengan izin Tuhannya. Di bawah lindungan Ka'bah. Akhirnya dua muda mudi itu meninggalkan dunia sebelum bertemu untuk mempersatukan cinta mereka.
Link Download: pdf, txt

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar