Sabtu, 04 Desember 2010

Musashi (Eiji Yoshikawa)

Miyamoto Musashi adalah anak desa yang bercita-cita menjadi samurai sejati. Di tahun 1600 yang penuh pergolakan itu, ia menceburkan diri ke dalam Pertempuran Sekigahara, tanpa menyadari betul apa yang diperbuatnya. Setelah pertempuran berakhir, ia mendapati dirinya terbaring kalah dan terluka di tengah ribuan mayat yang bergelimpangan. Dalam perjalanan pulang, ia melakukan tindakan gegabah yang membuatnya menjadi buronan hingga seorang pendeta Zen berhasil menaklukkannya.Otsu, gadis cantik yang mengaguminya, membebaskan Musashi dari hukumannya, tapi Musashi kembali tertangkap. Selama tiga tahun ia mesti menjalani kehidupan mengasingkan diri, dan masa-masa itu dipergunakannya untuk menyelami karya-karya klasik Jepang dan Cina. Setelah bebas kembali, ia menolak diberi jabatan sebagai samurai. Selama beberapa tahun berikutnya, ia mengejar cita-citanya dengan tekad penuh mengikuti Jalan Pedang, dan menjadi samurai sejati.Lambat laun ia mengerti bahwa mengikuti Jalan Pedang bukan sekedar mencari sasaran untuk mencoba kekuatannya. Ia terus mengasah kemampuan, belajar dari alam dan mendisiplinkan diri untuk menjadi manusia sejati. Ia menjadi pahlawan yang tidak mau menonjolkan diri bagi orang-orang yang hidupnya telah ia sentuh atau telah menyentuh dirinya.Ujian puncak baginya adalah ketika ia harus bertarung melawan Sasaki Kojiro, saingan terberatnya yang masih muda dan sangat tangguh. Mereka akan mengadu kemampuan, dan Musashi ingin membuktikan bahwa kekuatan dan keterampilan bukan satu-satunya yang bisa diandalkan untuk menentukan kemenangan. Cerita dimulai dari keadaan setelah pertempuran Sekigahara. Saat itu dapat dianalogikan sebagai saat Musashi dalam kandungan. "Janin" tersebut masih bernama Takezo. Seorang samurai kalah perang yang harus menjalani hidupnya sebagai ronin. Adalah Takuan yang bertindak sebagai bidan yang membidani kelahiran Musashi. Gemblengan Takuan merupakan proses yang harus dijalani Musashi setelah "kelahirannya". Takuan adalah guru sekaligus orang tua bagi Musashi. Musashi menjalani masa pendidikan dasarnya dibimbing Takuan.Memasuki jalan pedang merupakan pendidikan lanjutan yang harus dijalani Musashi sebagai konsekuensi yang harus ditanggung atas keputusan yang diambil.Cerita sedikit diperhalus dengan kehadiran Otsu. Seorang wanita yang sangat mencintai Musashi. Imajinasi Eiji mengenai karakter Otsu sangat detail dan menarik. Kita dapat terhanyut dengan karakter Otsu, seorang wanita yang sangat cantik, sabar, setia danpenuh perhatian. Mungkin dengan karakter Otsu penulis ingin menggambarkan sosok wanita Jepang yang ideal. Pengaruh Otsu pada diri Musashi sangat besar. Gambaran ini seperti ingin mengingatkan kita pada besarnya pengaruh pendamping kita.Eiji seperti ingin menggambarkan keberpihakannya pada ketekunan dan kesabaran dibandingkan pada kejeniusan dan tinggi hati. Karakter Musashi yang sangat tekun dan sabar dalam melakoni jalan hidupnya sebagai ronin yang menempuh Jalan Pedang digambarkan sangat bertolak belakang dengan karakter Sasaki Kojiro yang Jenius tetapi tinggi hati. Bahkan kita seperti dapat melihat betapa sederhananya Musashi dibandingkan Kojiro yang "high profile" (dan "dandy").Pertentangan kedua tokoh ini tidaklah sesederhana seperti gambaran pertentangan antara "Si Baik" melawan "Si Jahat". Pertentangan kedua tokoh ini adalah gambaran bahwa ketekunan dapat saja mengalahkan kejeniusan. Jenius merupakan anugerah yang tidak diberikan kepada semua orang. Tetapi ketekunan adalah sesuatu bisa diraih semua orang (tentunya dengan usaha).Pertentangan kedua karakter ini mencapai titik kulminasi pada pertempuran akhir antara "Si Tekun" (Musashi) melawan "Si Jenius" (Kojiro). Akhir pertempuran sebenarnya sudah terjadi sejak saat pertempuran itu belum dimulai. Akhir pertempuran terjadi sejak saat Kojiro membuang sarung pedangnya. Akhir pertempuran tersebut menggambarkan pendapat yang dianut Eiji. Eiji berpendapat bahwa hasil akhir dari kejeniusan akan dapat dikalahkan oleh ketekunan. Kemenangan "Si Tekun" (Musashi) terjadi saat "Si Jenius" (Kojiro) tidak mampu mengalahkan egonya (saat membuang sarung pedangnya).
Download :  Versi txtVersi jar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar