Selasa, 12 Juli 2011

Pesan dari Seorang Pelacur


Pesan dari Seorang Pelacur

oleh Oyong Haerudin Sikumbang

Tulisan kali ini saya buat setelah melihat dan membaca status dari teman saya di jejaring sosial Facebook. Ketika membaca status yang dibuat oleh teman saya, saya teringat dengan pernyataan dari seorang teman yang kebetulan mempunyai pekerjaan yang dianggap hina oleh banyak orang. Oh ya, teman saya ini berjenis kelamin wanita loh.

Saya bersyukur karena diciptakan oleh Allah SWT seperti pada saat ini. Walaupun tidak kaya, tetapi saya punya banyak sekali teman dari golongan orang-orang kaya. Bahkan, saya juga lebih senang lagi karena mempunyai lebih banyak teman dari golongan-golongan menengah kebawah.

Saya juga bersyukur punya banyak teman yang sangat taat kepada ajaran agama dan bahkan saya juga mempunyai banyak teman yang tidak taat dengan ajaran agama.

Selain itu, saya juga bersyukur karena mempunyai banyak kenalan dan teman yang berasal dari golongan pejabat, baik di Pusat ataupun di Daerah. Bahkan, saya jadi bertambah senang karena dipertemukan oleh Allah SWT dengan orang-orang yang menekuni pekerjaan yang dipandang hina oleh banyak orang. Semuanya memberikan pelajaran tersendiri buat saya pribadi agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

Tetapi pada tulisan kali ini, saya tidak ingin berbagi cerita tentang teman-teman saya yang kaya ataupun yang miskin, apalagi tentang para pejabat di negeri ini. Saya hanya ingin berbagi cerita tentang apa yang dipesankan oleh teman saya yang kebetulan kerjanya dimalam hari.

Pernah suatu ketika, teman saya tersebut menyatakan bahwa dirinya tidaklah hina seperti yang kebanyakan orang tuduh. Dia menyatakan bahwa kebanyakan wanita yang lebih hina dari dia adalah berasal dari golongan wanita-wanita yang berpendidikan.

Saya pun bingung dengan pernyataan dia. Saya meminta penjelasan dari pernyataan yang dikatakannya. Dia mengatakan bahwa seorang pekerja seks atau seorang pelacur, setiap ada orang yang akan memegang tubuhnya atau mungkin menikmati tubuhnya, tidak akan sembarangan orang yang bisa melakukannya. Hanya orang-orang yang mempunyai uang saja yang bisa menikmati tubuhnya.

Selanjutnya dia meminta memperhatikan wanita-wanita yang mengaku orang baik itu. Dia mengatakan baha tidak ada wanita baik yang mau mempertunjukkan pahanya, bokongnya, celana dalamnya, atau bahkan payudaranya ditempat umum dan diwaktu orang ramai serta bukan kepada suaminya. Dia mengatakan bahwa teman-teman dia saja tidak terlalu mau seperti wanita-wanita yang mengaku baik, tetapi malah melihatkan tubuhnya. Jadi, wanita-wanita itu sama saja dengan seorang pelacur dan bahkan bisa saja lebih hina dari seorang pelacur, katanya.

Saya hanya terdiam mendengarkan penjelasannya. Memang benar apa yang dikatakannya. Kita lihat saja saat ini, betapa banyak sekali wanita-wanita yang mengaku orang baik-baik dan memandang ini wanita pelacur, tetapi mereka memamerkan paha mereka, celana dalam mereka, atau bahkan payudara mereka untuk dilihat orang banyak. Saya hanya bisa diam saja mendengarkan penjelasannya sambil menunggu penjelasan selanjutnya.

Dia pun melanjutkan penjelasannya. Dia lantas mengatakan bahwa banyak wanita yang bodoh karena dimanfaatkan lelaki brengsek yang mengatasnamakan cinta. Dia mengatakan bahwa pacaran merupakan tameng yang digunakan oleh lelaki untuk menikmati tubuh wanita secara gratis dan apabila tubuh wanita sudah dinikmati, maka sang wanita tersebut ditinggalkan begitu saja.

Dia menduga bahwa sangat banyak wanita yang pacaran tetapi sudah pernah berhubungan seks atau paling minimal ciuman dan raba meraba. Lelaki mana yang tidak akan tergoda ketika melihat paha wanita yang putih dan mulus serta payudara yang montok? Hanya lelaki yang tidak normal yang tidak akan tergoda. Oleh karena itu, banyak sekali lelaki yang hanya ingin menikmati tubuh wanita secara gratis dengan mengatasnamakan pacaran dan “cinta”.

Dia pun lantas mengatakan bahwa disinilah letak dimana wanita yang seperti itu lebih hina dari pelacur. Dia mengatakan bahwa jika ada seorang lelaki yang ingin berhubungan seks dengan pelacur, maka lelaki tersebut harus mengeluarkan uang untuk melakukannya dan juga didalam sebuah ruangan kamar ataupun didalam hotel. Sementara itu, wanita yang pacaran, banyak yang dengan mudah disentuh oleh lelaki yang mereka namakan pacar. Padahal, didalam hukum negara dan hukum agama tidak mengenal yang namanya pacar ataupun kekasih.

Mereka dengan mudah memberikan tubuh mereka kepada pacarnya secara gratis. Bahkan, yang lebih parahnya lagi, banyak diantara mereka yang melakukannya ditempat umum.

Lantas dimanakah letak kemuliaan wanita itu? Dia merasa dia masih tinggi derajatnya dari wanita tersebut. Dia ketika mau berhubungan seks, mendapatkan uang. Sementara wanita yang berhubungan seks dengan pacarnya, tidak mendapatkan apa-apa. Bahkan setelah mereka putus dengan pacarnya, bukan tidak mungkin akan kembali berhubungan seks dengan pacar barunya. Jadi, wanita yang seperti itu tidak lebih dari seorang pelacur modern.

Saya hanya bisa terdiam ketika mendengar semua penjelasan dari teman saya yang satu ini. Saya merasa bahwa semua penjelasannya benar dan bahkan sangat benar. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak pada tahun 2007 yang lalu menyebutkan bahwa sekitar 62,7% remaja Indonesia sudah tidak perawan. Bahkan yang lebih parahnya lagi, sekitar 21,2% remaja putri di tingkat sekolah menengah atas pernah aborsi.

Mungkin masih ada yang tidak percaya dengan survei tersebut. Tetapi kalau melihat betapa banyaknya generasi muda yang menikah dikarenakan hamil dahuluan dan juga semakin meningkatnya produksi film porno buatan anak bangsa ini, maka saya merasa bahwa survei tersebut tidak salah salah dan bahkan mungkin sangat benar.

Teman saya tersebut kembali melanjutkan pembicaraannya. Dia cuma meminta kepada banyak orang agar tidak menghina dia dan rekan-rekan dia yang lainnya. Dia juga meminta kepada semua orang agar jangan hanya mencaci tanpa menghadirkan solusi pemecahan masalah yang dihadapinya. Dia meminta agar masyarakat dan pemerintah mencari solusi pemecahan masalah yang dihadapi mereka, agar mereka bisa kembali hidup sebagai wanita biasa.

Dia juga meminta saya untuk menyampaikan kepada pejabat, orang kaya, dan masyarakat yang saya kenal agar kembali memikirkan ulang tentang pemberian izin kepada anak-anak wanita untuk memakai pakaian yang terbuka. Selain itu, dia juga meminta agar orang tua memikirkan ulang untuk memberikan izin kepada sang anak wanita yang ingin pacaran. Jangan sampai ketika nanti anak-anak wanita tersebut sudah menjadi korban, baru kemudian menyesal.

Dia juga meminta kepada saya agar menyampaikan kepada teman-teman saya yang berjenis kelamin wanita agar tidak terpengaruh dengan status pacaran. Dia mengatakan bahwa pacaran tidak bermanfaat bagi wanita, bahkan lebih besar peluang untuk merugikan sang wanita. Jika memang sang lelaki benar-benar mencintai sang wanita, maka sang lelaki akan menemui orang tua si wanita dan mengatakan bahwa dia ingin melamar sanga wania. Lebih baik jomblo daripada pacaran karena jodoh telah diatur oleh Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa. Allah akan memberikan kita jodoh, jika kita sudah siap. Jika kita belum siap untuk menikah, mengapa kita harus cepat-cepat mencari jodoh?

Sambil menikmati hisapan demi hisapan rokok, saya bersyukur bahwa saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seseorang yang selama ini dianggap ini. Orang yang selama ini dianggap hina, ternyata lebih peduli kepada rekannya sesama jenis agar tidak menjadi korban lelaki yang brengsek dikarenakan kelalaian diri sendiri.

Pada kegelapan malam hari itu, aku hanya bisa berdo’a agar Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa melindungi diriku, dirinya, dan kita semua dari perbuatan tercela yang dapat mendatangkan amarah-Nya dan juga dapat merusak nama baik kita semua.

Selain itu, didalam hati saya juga berdo’a agar tidak ada lagi wanita yang berhubungan seks dengan orang yang tidak sah baginya. Tidak ada lagi wanita yang memamerkan anggota tubuhnya karena keindahan tubuhnya hanya milik suaminya seorang, bukan orang lain. Kalaupun tidak bisa hilang, saya hanya bisa berdo’a agar wanita yang berhubungan seks dengan orang yang bukan suaminya dan wanita yang memamerkan anggota tubuhnya, menjadi sangat sedikit. Semoga saja… Amiin.

#Palembang Di Siang Hari yang cerah sambil ditemani sebuah dendang dari miliknya Iwan Fals yang berjudul Lonteku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar